Pernah mengamati isi hati teman-teman kita atau isi kepala orang yang kita sayang di "rumah" mereka di dunia maya?
Apa yang mereka tulis?
Apa yang ada dalam pikiran mereka?
Dan... Apa kesimpulan Anda?
Terkadang bisa membuat kita senyum-senyum, tersipu malu, atau mungkin menahan gemeretuk gigi karena geram menahan kesal. Apapun reaksi kita, itu adalah sebuah kewajaran.Aku pun pernah mengalami semua itu.
Hanya saja kini, setelah teknologi semakin canggih, semakin banyak orang yang menyalah gunakan fasilitas tersebut, seperti tindak kriminal dan sebagainya. Walau begitu, aku pun tak memungkiri bahkan salut pada mereka yang memanfaatkannya untuk tujuan kebaikan dan lain-lain.
Mirisnya, semua orang kini lebih suka menjadikan "rumah" di dunia maya sebagai tempat pelarian untuk mencurahkan isi hati, kepala, dan pikirannya di sana. Menurutku itu salah tempat. Ketika hal remeh temeh yang mereka kerjakan selalu di publish hingga jadwal keseharian mereka pun bisa dinikmati oleh semua orang yang melihat "status"nya.
Padahal tempat curhat yang paling aman adalah hanya kepada Sang Khalik saja. Tak kan tersiar kemana-mana, apalagi sampai di eksekusi orang lain kata-kata indahnya. Aman dan sangat rahasia. Selain itu kedekatan saat cerita padaNya bisa menjadikan kita semakin rendah diri dan tunduk pasrah pada kuasaNya, menjadikan Dia semakin sayang pada kita selaku hambaNya dan insya Alloh akan selalu memenuhi hajat yang kita pinta, cepat atau lambat.
Lain halnya jika cerita kita dipamerkan kepada orang lain di dunia maya, baik cerita bahagia, nestapa atau dilema. Selain akan menjadi santapan publik, juga akan membuat Allah swt cemburu pada kita, karena kita menjadikan dunia maya sebagai pengganti Dia untuk melepas curahan hati kita.
Kecemburuan Alloh memang tak nampak, tapi sekali waktu Dia akan menampakkannya dengan cara yang unik. Seperti yang ku alami beberapa waktu lalu, saat barang-barang kesayanganku raib digondol maling. Sedihku bukan karena kehilangan barang-barang tersebut, tapi mengakui sekuat tenaga bahwa perilakuku saat itu telah membuat Alloh cemburu.
Meski sebenarnya itu hak pribadi mereka, kebebasan mereka, namun sebagai seorang saudara se agama tak ada salahnya, bahkan wajib hukumnya untuk mengingatkan.Aku pun tak luput dari hal tersebut. Tapi sekali lagi, tak ada salahnya memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang jauh lebih Islami.
Wallohu a'alm bisshowwab.
Menuangkan barisan huruf sesuai keseharian yang ku amati adalah caraku belajar memaknai hidup. Hidup harus berakhir pada Nya, sebelum Ia mengakhiri hidup kita...
Lets take a look inside..
Menengok kembali ke dalam diri kita haruslah sering kita lakukan. Mengingat siapa diri kita, untuk apa Alloh menciptakan kita dan akan kemana kita nanti, merupakan pertanyaan simple namun perlu perenungan panjang untuk menjawabnya.
Kini,lihat lah ke dalam hatimu, mungkin selama ini bukan kedua matamu yang buta, melainkan hatimu...
Kini,lihat lah ke dalam hatimu, mungkin selama ini bukan kedua matamu yang buta, melainkan hatimu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar